Hikmah Pandemi
Kita dapat memilih untuk mengeluh atau bertumbuh menjadi manusia yang tangguh.
Hikmah itu manfaat, hikmah itu menemukan makna, hikmah itu anugrah dari Allah SWT, demikian tersebut definisinya dari KBBI. Menemukan manfaat dan makna yang tentu lebih dalam dari sebuah kejadian besar pada dua tahun pandemi tidaklah sia-sia. Apa yang sudah kita lewati tidak boleh hanya menjadi sekedar kisah sejarah berulang dalam siklus satu abad peradaban manusia. Kita yang menjalaninya perlu bertumbuh menjadi manusia baru yang lebih tangguh, lebih baik dan lebih siap menghadapi tantangan berikutnya.
Sikap optimis tentu saja penting, kita perlu selalu memandang bahwa lebih banyak peluang dan jalan kebaikan dalam segala hal. Menurut pandangan saya pribadi, hikmah sebagai sebuah anugrah tentu perlu kita jemput. Walaupun selama pandemi, yang entah kapan akan berakhir ini kita akan menghadapi banyak sekali kesulitan, ketakutan ataupun masalah yang memaksa kita mencari strategi baru, mendidik kita semakin fleksibel dalam menghadapi stress atau meningkatkan daya juang dan kesabaran kita. Pada titik tertentu kita akan tetap sampai pada rasa Bahagia menyongsong pasca pandemi.
Masalahnya bisa jadi terjadi dalam proses itu sendiri. Mengacu pada teori tentang perubahan yang diperlukan untuk bertumbuh diawali dari keberanian untuk keluar dari zona nyaman dan berselancar menembus zona tidak stabil untuk proses belajar dan berkembang sebagai manusia baru. Pengalaman melewasi pandemi dapat kita gambarkan dengan pola yang sama. Ketakutan, kecemasan, kemarahan, kekecewaan bahkan depresi pada akhirnya akan berlalu juga.
Kita menemukan hikmah bila ada makna baru dalam setiap kesulitan, meaning of suffering. Kita dapat mencoba menemukan dan membuat pengecualian atau toleransi. Misalnya, walaupun ada anggota keluarga yang meninggal, terpisah dengan kerabat, kehilangan pekerjaan, mengalami masa isolasi tetapi kita menemukan perasaan cinta dan kasih sayang kita bertumbuh. Penghargaan pada hubungan keluarga, sikap toleransi atau mungkin daya tahan kita terhadap stress meningkat.
Dalam proses pembelajaran, kita juga akan menemukan banyak hal positif yang kita peroleh. Kebiasaan baru pada kebersihan, pengelolaan keuangan yang lebih cermat, efesiensi waktu dan pengelolaan aktivitas yang penting dan tidak penting, hobi baru, usaha tambahan, tanggung jawab terhadap pendidikan anak mungkin meningkat. Belum termasuk hal-hal lama yang kita perkuat seperti ikatan kekeluargaan, kemampuan mengelola konflik keluarga, kompetensi baru bahkan lonjakan keterampilan menggunakan teknologi.
Setelah periode pembelajaran, zona nyaman baru tercipta. Saat ini dan nanti kita sudah mulai terbiasa berinteraksi secara virtual dan mulai melek dengan tantangan teknologi dan industri baru. Kita memang mungkin dipaksa untuk memperluas kemampuan untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi, namun disana pula kita akan menemukan zona zona pertumbuhan diri.
Sudah cukup lama sebenarnya kita belajar tangguh dan melewati proses belajar ini. Meskipun mungkin terjadi gelombang kedua peningkatan kasus kematian saat pandemi menimbulkan situasi kembali chaos. Ketakutan, kesedihan dan proses keduaan kembali melanda kita, namun kita dipaksa untuk tangguh dan terus merenungkan maknanya alih-alih mengeluhkan situasi yang memang diluar kontrol kita.
Melalui kegiatan webinar terbaru Indonesia sehat bahagia, teman-teman berbagi hikmah yang dapat kita petik saat ini. Kita sepakat bahwa banyak hal positif yang sebenarnya dapat kita rasakan, seperti berlimpahnya akses ilmu secara online, gratis dan mudah. E-book, dan ilmu diimbangi dengan keterampilan baru yang dipelajari. Hobi lama atau baru juga mewarnai aktivitas yang produktif selama di rumah saja. Menemukan kenalan baru, komunitas, produktifitas serta pengalaman menyenangkan termasuk aktivitas spiritual serta peningkatan kedekatan pada Allah swt.
Allah menganugrahkan hikmah kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugrahi hikmah hikmah itu, ia benar-benar mendapat karunia yan banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran. (QS 2 :269)
Bandung, 11 Oktober 2021