Skema Perilaku Pasca Pandemi

Iip Fariha
3 min readOct 13, 2021

--

Dunia berubah, dan kehidupan manusia niscaya mengikutinya.

Photo by Severin Höin on Unsplash

Kisah ini berawal ketika semua orang wajib memakai masker, dan terlarang bersalaman.

Salaman tentu akan tetap pantas dilakukan untuk menunjukkan rasa hormat, santun dan sikap menghargai saat bertemu atau berpisah dengan orang lain. Memang skema prilaku baik saat ini tentu saja menjaga sentuhan fisik yang tak perlu, kecuali dengan kerabat dan keluarga atau orang yang diperbolehkan. Tata cara berinteraksi dengan orang seperti ini tampaknya lebih beradab dan masuk akal.

Anak muda terbiasa membawa sanitizer dan menjaga tangan selalu dalam keadaan bersih. Mencuci tangan setelah berjabat tangan atau menyentuh benda-benda merupakan standar operasional umum. Bukan hanya tenaga medis yang perlu bersih, semua orang perlu menjaga tangan steril saat melakukan kontak dengan orang dan menyentuh benda. Relasi dengan lingkungan menjadi sangat tertib dan bersih. Skema baru tentang kepeduliaan pada kebersihan dan sabun menjadi barang wajib dimanapun berada.

Suatu hari nanti , toko mungkin akan menjadi musium. Toko hanya berisi foto, atau sampel barang dan kasir online. Tidak banyak orang berjalan-jalan di gedung pusat belanja. Orang sudah terbiasa belanja apapun dengan cara online. Mungkin suatu hari nanti kita hanya melihat deretan gudang penyimpanan barang bukan Mall atau pusat belanja.

Skema baru bagi generasi pasca covid-19 adalah tentang kegiatan berfokus di rumah saja. Hampir semua hal dapat dikendalikan dengan remote control, termasuk mobil, pagar rumah, termasuk tombol memasak dan mencuci baju. Anak-anak mulai menggunakan gawai sejak dini. Bertemu guru, teman, belajar dan bermain dengan orang lain serupa bermain medsos saat ini . Media online adalah partner belajar, bermain, bekerja, berelasi sosial, berbelanja, mengelola kegiatan masyarakat. Masyarakat kita nyata tapi makin terasa tak nyata. Selamat datang dunia virtual dengan kecerdasan artifisial.

Sebagian belajar dengan cepat dan mulai bergantung pada media layar dan suara tanpa rupa. Sebagian berusaha membendung media dengan alasan tidak masuk akal, adiksi dan membahayakan. Dunia maya menjadi lebih nyata saat anak-anak menyapa teman, orang tua dan guru melalui internet. Sesaat generasi X dan Y masih sangat ketinggalan dan gagap teknologi. Anak-anak muda semakin sering bersama layar di gawai daripada bertegur sapa dengan tetangga di jendela.

Ketika memencet tombol jauh lebih mudah daripada meniup api menyalakan kayu bakar. Anak-anak muda kita jauh lebih cepat mengelola aplikasi dan bergantung pada pertolongan teknologi. Saat Sang ayah mulai kehilangan skrip untuk memandu pergaulan jaman now. Anak-anak kita sudah melanglangbuana ke penjuru dunia. Dunia yang mereka lihat tidaklah sama lagi dengan apa yang kita kenal selama ini. Selamat datang revolusi industri 5.0, internet of things. ( IoT). Akan banyak pergeseran kompetensi yang diperlukan dan kurikulum pendidikan perlu dibedah ulang. Skema tentang kompetensi yang menjadi tantangan masa depan tentu saja akan berubah, walaupun daya intelektual yang berkarakter dan etika moral akan semakin diperhitungkan.

Dunia baru bukan dunia kita lagi. Hanya ketangguhan, daya lenting dan fleksibilitas yang dapat mengatasinya. Orang dewasa gamang dengan dunia baru, teramat banyak yang perlu dipelajari dalam waktu yang terbatas. Otak kita tak sanggup mengelola lebih cepat saat kecemasan membajak logika kita. Kecemasan, Kecurigaan, kesepian, kemarahan terhadap situasi lingkungan menjadi tema kesehatan mental tahun pandemi. Untuk semua itu kebutuhan untuk terkoneksi dengan diri dan lingkungan akan tetap diperhitungkan. Kita tak kan pernah bisa benar-benar hidup sendirian di bumi ini. Kita memerlukan orang lain dan tentu saja Tuhan.

Kearifan dewasa melampaui keterampilan teknis semata. Dunia sebenarnya hanyalah berputar pada porosnya. Kita semua tahu apa yang terjadi dengan waktu yang berlalu. Masa depan milik anak jaman yang siap pada waktunya. Pandemi berlalu sebagaimana waktupun akan berlalu. Pengalaman hidup manusia hanyalah pengulangan dan perjalanan yang sama. Pandemi mengajarkan banyak hal baru. Manusia baru telah dan akan terus lahir sesuai jamannya.

###

Satu tahun telah berlalu, sejak diperkenalkan tahun Pandemi covid-19. Tulisan ini hanya sebuah catatan perjalanan, perenungan, dan sebuah simpulan hikmah yang saya maknakan. Anda dapat menambahkannya tetapi juga tak perlu setuju dengan pendapat ini, tentu perlu menemukan sendiri skema baru yang lebih adaptif bagi diri Anda, seperti Hikmah Pandemi yang kita peroleh. Sesungguhnya banyak hal positif dan skema perilaku yang akan berubah.. Semoga kita tetap tangguh dan berjalan terus melampauinya dengan lebih baik. Selamat pekan kesehatan mental dunia.

Bandung, 13 Oktober 2021

--

--

Iip Fariha
Iip Fariha

Written by Iip Fariha

Psikoterapis, marital konselor, praktisi psikodrama

No responses yet