Puisi Cinta

Iip Fariha
5 min readSep 28, 2021

--

#jurnalpuisi

Photo by Nick Fewings on Unsplash

Puisi termasuk ragam sastra tentang rasa, berisi pengalaman atau kesan dari penulis yang berima dan enak dibaca. Sebagian besar puisi saya berbentuk puisi naratif yang bercerita, mungkin boleh saya sebut puisi balada, sedikit romansa, terkadang deskripsi tentang sesuatu. Biasanya saya merenungkan suatu makna dan mencari kata yang tepat agar dapat tersusun secara singkat.

Puisi ini terinspirasi oleh pertanyaan tentang masalah-masalah rumah tangga dari salah satu acara webinar saya, yang tak pernah jauh dari tema cinta, menemukan jodoh, konflik keluarga, luka lama, dan sebagainya. Tema cinta memang selalu menggoda. Masih terlalu seksi untuk dilupakan dan tidak baik bila kita menyimpannya sendiri.

Maka puisi ini bagian dari cara saya mengeksplorasi rasa yang bersumber dari pengalaman dan pendapat saya pribadi. Pengalaman tidak selalu apa yang dialami langsung, tetapi juga apa yang dilihat dan dibaca. Puisi ini dibuat dalam beberapa hari, namun saya selesaikan saat saya posting hari ini.

Saya memulainya dengan definisi cinta, lalu semua hal yang terjadi dengan cinta. Tentang penantian, kerinduan, patah hati, dan pengalaman para pejalan cinta.

Hasilnya tentu subjektif, namun kekuatan puisi adalah sifatnya yang universal, sehingga siapa saja boleh menafsir ulang atas apa yang tertulis dalam rangkaian teks. Bisa saja puisi balada ini beririsan dengan kisah Anda, silakan juga berkomentar kalau Anda suka.

Sidang pembaca, selamat menikmati.

##

Cinta

pena tergesa menuliskan kata

akal tak mampu menyusun logika

rasa itu tak terkata tak terdefinisi

kata-kata saja tak akan membantuku menjawab

apa itu cinta?

##

Jatuh cinta

Sejak jatuh cinta

kenangan ini bergerak mengitari takdir

bertemu dan berpisah

tak ada tujuan selain cinta itu sendiri

cinta tlah cukup

jangan tanyakan apa artinya

saat ada dalam cinta

kau akan merasakannya

##

Cinta Suci

cinta itu suci

hanya sang pencinta yang mengirimkan rasa ini

insan terjatuh dalam titik kelembutan sentuhan

irama hidup tak sama lagi

ketika gejolak rasa bercampur dalam semangkuk hidangan

terlarang bagimu mengambilnya sebelum jabat tangan

selamat datang cinta

jiwamu merasuk menyatukan potongan keping kehidupan

hanya ada didalam dekapan, saat tuan menerima pinangan

##

Di Pantai Putih

aku menatap ombak itu menghampiku

seakan dia mengingatkan akan janjimu padaku

dulu kutitipkan rindu tak berbilang kata

hanya senyap dan basah tanganmu menggenggamku

kini kata berubah menjadi buih

mataku terpejam mengingat dimana kauselipkan kasih

kau tahu, dulu

ku tatap matamu memandang pasir putih

tempat kaki kita berpijak menyembunyikan hatiku saat ini

perih,

##

Logika Cinta

Cintaku bukan soal rasa

Aku mempertimbangkan

Kegelisahanku bukan kesesatan

Memilih jalan dipersimpangan dengan akal

##

Lukisan Rindu

ufuk memerah di ujung senja

semilir angin menyibak kenangan

setapak jejak kaki di pinggir pantai masa lalu

bau asin air laut meluapkan gelombang rasa membuatku kelu

cinta ini tlah terpahat di ujung langit sore itu

perempuan sunyi berdiri menatap matahari meredup

dara laut kehilangan kepaknya, berjalan menuju pulang

di ujung sana, perahu kecil tertambat dipinggir laut, perlahan sunyi

samudra meluapkan lukisan rindu menghilang di senja itu

##

Menunggu

kumenunggu kau mengatakannya sekali saja

namun lidahmu kelu dibelenggu rindu yang kau rasa

tatap matamu terbakar asmara

bahkan kau tak berani melihat wajahku, aku sungguh tak percaya

aku yang bodoh dan sengsara

tak mengerti makna cinta

apa yang kau berikan hanya isyarat sementara

barangkali tembok itu begitu keras membatasi kita

kubayangkan satu sentuhan saja tanda kau peduli

mungkin bisikan rindu dalam bentuk puisi

aku bertanya, apakah cinta tak perlu romansa?

saat hati terus bertanya menimbang rasa

kalau begitu, sekali saja kau temani aku disini

duduk termanggu menatap kupu-kupu di taman sunyi

sayapnya indah lama tersembunyi

namun kuingin mengungkap narasi ini bersamamu

aku tak ingin sendiri

atau barangkali kau titipkan saja cincin tali berwarna ungu itu

penanda saat aku rindu,

kau tau

bahkan aku akan selalu menunggumu

namun kaupun luput bersapa memanggilku

rasa yang kupendam memenjarakanku

seberapa lama aku harus menunggu

aku tak tahu mungkin rasa itu berbeda darimu

menunggu itu telah membelengguku

##

Patah hati

andai dunia ini tak nyata

tampaknya bagiku seperti fatamorgana

hilang asa lukisan semesta

melebur dalam duka cita yang menyiksa

kuingin lenyap dalam ketiadaan

semakin nyata, apa yang benar-benar ada

kehilangan dan kedukaan justru membuatku hadir

patah hati memberiku makna tentang bagaimana semuanya berakhir.

##

Anganku

gelap memeluk malam menarik perahu menuju lautan

waktu itu dipinggir tebing menantang angin

kau melambai pada nelayan yang pergi membawa harapan

saat tanganmu menggenggamku tak ingin kau lepaskan

mungkin hanya anganku saja yang melayang

saat kau memeluk punggungku yang basah oleh ombak

kutarik tanganmu menuju samudra menggarungi lautan di ujung malam itu

kusadari bayang nelayan menjauh dari tepian

##

Surat Perjanjian

Seorang lelaki datang menghampiri dan bertanya pada seorang putri

apakah kau sudi kusunting menjadi pengantin hati?

kubalut dirimu dalam kebaya putih saat kuucapkan janji suci

Aku berjanji kan kutemani kau sampai mati

namun hati tak terbeli, sang putri tak menyukai rupa sang lelaki

apakah aku mampu mencintaimu sampai tua nanti, katanya tak mengerti

atau mungkin cintamu akan meleburku dalam suka cita hingga mati

atau kita hanya mencoba tuk takdir yang menanti

aku juga tak mengerti

jika cinta hanya soal rasa, dimana logika dan agama

mungkin kau tertipu ketegapan sang lelaki muda

atau kaugadaikan wajah manis sang pengantin dalam semalam saja

tersisa kata-kata pada surat perjanjian yang kau beri tanda

apakah perlu tuk dimengerti atau

cukup dirasakan saja sebagai komitmen cinta yang abadi?

##

Surat Cinta

mengapa cintaku begitu keji

saat kau pergi kau tlah berjanji menitipkan hati ini hanya milikmu sendiri

saat kau pergi, kukunci hatiku agar tak ada sosok lain yang memaksaku mematri hati

sebab kutahu aku tak kan terhianati, bahkan kurela kau biarkan aku menanti

berbilang purnama kau tlah pergi, aku merindu sendiri

mungkin kau tak pernah mengerti satu kata itu terlalu berarti

mengabaikan logika menyongsong cinta yang begitu rumit

kata-kata dalam surat itu amatlah berbelit

cinta memang bukan permainan kata

kata-katamu tak membuat rinduku mereda

janji setia pada semesta membuatku buta

mengapa tak datang saja padaku, dan katakan “Aku cinta”

itu saja cukup

##

Tertawan

kita menjalin cinta karena suka

pilihan ini buka soal rasa semata

aku menghitungnya dalam waktu

mungkin kelak aku tak sempat lagi menunggu

namun mengapa waktupun tak mengerti rasa

seakan perjalanan ini berputar dan kembali ke asal

kau masih saja mempertanyakan

untuk apa kita membuat ikatan

gandengan tanganku tak kaurasakan

setiap sudut wajahmu telah kukenal

aku tidak saja kehilangan diriku

hidupku tertawan bersamamu

setiap saat lukamu menjadi alasan

menjauh dari kenyataan bahwa kini kau bersamaku di sini

tak jua rasa aman saat kenangan pahit memberimu beban

hidupmu tlah tergadaikan

cinta tak bertuan

##

Aku tak Pura-pura

aku tak pura-pura saat kutatap hitam dimatamu

aku tak sanggup memeluk bayangmu sampai kukatakan cinta

aku tak pura-pura saat kutuliskan janji setia

aku tak sanggup menggenggam hatimu yang menggelora

membakar semangatku, membuatku hidup untuk waktu yang terhenti saat ini

seolah satu hari hanya sedetik saja

aku tak pura-pura saat kutatap hitam dimatamu

aku tak ingin kau pergi walau sekejap

kutuliskan lagu dan puisi yang datang tiba-tiba

aku tak pura-pura saat aku jatuh cinta

##

Cinta Romantismu

romantismu itu tak ada dalam kata

kata tak bisa kau reka dan terlalu basi saat kau cipta

isyaratmu tak perlu dengan puisi

merangkai bait berima dan berimajinasi

aku mengenalmu dalam balutan sederhana

seperti sepatu lusuh dan baju tak disetrika

aku tak pernah tahu sedalam apa yang kaurasa

cintamu mewujud dalam bentuk rupa sebuah karya

perlu waktu untukku membuka semua asa

tak banyak kesempatan untuk mengungkap rahasia

hanya menikmati dan menyelami setiap momen yang tersisa

cinta romantismu seperti sebuah pusaka

Bandung, 28 September 2021

--

--

Iip Fariha
Iip Fariha

Written by Iip Fariha

Psikoterapis, marital konselor, praktisi psikodrama

No responses yet