Puisi Cinta
#jurnalpuisi
Puisi termasuk ragam sastra tentang rasa, berisi pengalaman atau kesan dari penulis yang berima dan enak dibaca. Sebagian besar puisi saya berbentuk puisi naratif yang bercerita, mungkin boleh saya sebut puisi balada, sedikit romansa, terkadang deskripsi tentang sesuatu. Biasanya saya merenungkan suatu makna dan mencari kata yang tepat agar dapat tersusun secara singkat.
Puisi ini terinspirasi oleh pertanyaan tentang masalah-masalah rumah tangga dari salah satu acara webinar saya, yang tak pernah jauh dari tema cinta, menemukan jodoh, konflik keluarga, luka lama, dan sebagainya. Tema cinta memang selalu menggoda. Masih terlalu seksi untuk dilupakan dan tidak baik bila kita menyimpannya sendiri.
Maka puisi ini bagian dari cara saya mengeksplorasi rasa yang bersumber dari pengalaman dan pendapat saya pribadi. Pengalaman tidak selalu apa yang dialami langsung, tetapi juga apa yang dilihat dan dibaca. Puisi ini dibuat dalam beberapa hari, namun saya selesaikan saat saya posting hari ini.
Saya memulainya dengan definisi cinta, lalu semua hal yang terjadi dengan cinta. Tentang penantian, kerinduan, patah hati, dan pengalaman para pejalan cinta.
Hasilnya tentu subjektif, namun kekuatan puisi adalah sifatnya yang universal, sehingga siapa saja boleh menafsir ulang atas apa yang tertulis dalam rangkaian teks. Bisa saja puisi balada ini beririsan dengan kisah Anda, silakan juga berkomentar kalau Anda suka.
Sidang pembaca, selamat menikmati.
##
Cinta
pena tergesa menuliskan kata
akal tak mampu menyusun logika
rasa itu tak terkata tak terdefinisi
kata-kata saja tak akan membantuku menjawab
apa itu cinta?
##
Jatuh cinta
Sejak jatuh cinta
kenangan ini bergerak mengitari takdir
bertemu dan berpisah
tak ada tujuan selain cinta itu sendiri
cinta tlah cukup
jangan tanyakan apa artinya
saat ada dalam cinta
kau akan merasakannya
##
Cinta Suci
cinta itu suci
hanya sang pencinta yang mengirimkan rasa ini
insan terjatuh dalam titik kelembutan sentuhan
irama hidup tak sama lagi
ketika gejolak rasa bercampur dalam semangkuk hidangan
terlarang bagimu mengambilnya sebelum jabat tangan
selamat datang cinta
jiwamu merasuk menyatukan potongan keping kehidupan
hanya ada didalam dekapan, saat tuan menerima pinangan
##
Di Pantai Putih
aku menatap ombak itu menghampiku
seakan dia mengingatkan akan janjimu padaku
dulu kutitipkan rindu tak berbilang kata
hanya senyap dan basah tanganmu menggenggamku
kini kata berubah menjadi buih
mataku terpejam mengingat dimana kauselipkan kasih
kau tahu, dulu
ku tatap matamu memandang pasir putih
tempat kaki kita berpijak menyembunyikan hatiku saat ini
perih,
##
Logika Cinta
Cintaku bukan soal rasa
Aku mempertimbangkan
Kegelisahanku bukan kesesatan
Memilih jalan dipersimpangan dengan akal
##
Lukisan Rindu
ufuk memerah di ujung senja
semilir angin menyibak kenangan
setapak jejak kaki di pinggir pantai masa lalu
bau asin air laut meluapkan gelombang rasa membuatku kelu
cinta ini tlah terpahat di ujung langit sore itu
perempuan sunyi berdiri menatap matahari meredup
dara laut kehilangan kepaknya, berjalan menuju pulang
di ujung sana, perahu kecil tertambat dipinggir laut, perlahan sunyi
samudra meluapkan lukisan rindu menghilang di senja itu
##
Menunggu
kumenunggu kau mengatakannya sekali saja
namun lidahmu kelu dibelenggu rindu yang kau rasa
tatap matamu terbakar asmara
bahkan kau tak berani melihat wajahku, aku sungguh tak percaya
aku yang bodoh dan sengsara
tak mengerti makna cinta
apa yang kau berikan hanya isyarat sementara
barangkali tembok itu begitu keras membatasi kita
kubayangkan satu sentuhan saja tanda kau peduli
mungkin bisikan rindu dalam bentuk puisi
aku bertanya, apakah cinta tak perlu romansa?
saat hati terus bertanya menimbang rasa
kalau begitu, sekali saja kau temani aku disini
duduk termanggu menatap kupu-kupu di taman sunyi
sayapnya indah lama tersembunyi
namun kuingin mengungkap narasi ini bersamamu
aku tak ingin sendiri
atau barangkali kau titipkan saja cincin tali berwarna ungu itu
penanda saat aku rindu,
kau tau
bahkan aku akan selalu menunggumu
namun kaupun luput bersapa memanggilku
rasa yang kupendam memenjarakanku
seberapa lama aku harus menunggu
aku tak tahu mungkin rasa itu berbeda darimu
menunggu itu telah membelengguku
##
Patah hati
andai dunia ini tak nyata
tampaknya bagiku seperti fatamorgana
hilang asa lukisan semesta
melebur dalam duka cita yang menyiksa
kuingin lenyap dalam ketiadaan
semakin nyata, apa yang benar-benar ada
kehilangan dan kedukaan justru membuatku hadir
patah hati memberiku makna tentang bagaimana semuanya berakhir.
##
Anganku
gelap memeluk malam menarik perahu menuju lautan
waktu itu dipinggir tebing menantang angin
kau melambai pada nelayan yang pergi membawa harapan
saat tanganmu menggenggamku tak ingin kau lepaskan
mungkin hanya anganku saja yang melayang
saat kau memeluk punggungku yang basah oleh ombak
kutarik tanganmu menuju samudra menggarungi lautan di ujung malam itu
kusadari bayang nelayan menjauh dari tepian
##
Surat Perjanjian
Seorang lelaki datang menghampiri dan bertanya pada seorang putri
apakah kau sudi kusunting menjadi pengantin hati?
kubalut dirimu dalam kebaya putih saat kuucapkan janji suci
Aku berjanji kan kutemani kau sampai mati
namun hati tak terbeli, sang putri tak menyukai rupa sang lelaki
apakah aku mampu mencintaimu sampai tua nanti, katanya tak mengerti
atau mungkin cintamu akan meleburku dalam suka cita hingga mati
atau kita hanya mencoba tuk takdir yang menanti
aku juga tak mengerti
jika cinta hanya soal rasa, dimana logika dan agama
mungkin kau tertipu ketegapan sang lelaki muda
atau kaugadaikan wajah manis sang pengantin dalam semalam saja
tersisa kata-kata pada surat perjanjian yang kau beri tanda
apakah perlu tuk dimengerti atau
cukup dirasakan saja sebagai komitmen cinta yang abadi?
##
Surat Cinta
mengapa cintaku begitu keji
saat kau pergi kau tlah berjanji menitipkan hati ini hanya milikmu sendiri
saat kau pergi, kukunci hatiku agar tak ada sosok lain yang memaksaku mematri hati
sebab kutahu aku tak kan terhianati, bahkan kurela kau biarkan aku menanti
berbilang purnama kau tlah pergi, aku merindu sendiri
mungkin kau tak pernah mengerti satu kata itu terlalu berarti
mengabaikan logika menyongsong cinta yang begitu rumit
kata-kata dalam surat itu amatlah berbelit
cinta memang bukan permainan kata
kata-katamu tak membuat rinduku mereda
janji setia pada semesta membuatku buta
mengapa tak datang saja padaku, dan katakan “Aku cinta”
itu saja cukup
##
Tertawan
kita menjalin cinta karena suka
pilihan ini buka soal rasa semata
aku menghitungnya dalam waktu
mungkin kelak aku tak sempat lagi menunggu
namun mengapa waktupun tak mengerti rasa
seakan perjalanan ini berputar dan kembali ke asal
kau masih saja mempertanyakan
untuk apa kita membuat ikatan
gandengan tanganku tak kaurasakan
setiap sudut wajahmu telah kukenal
aku tidak saja kehilangan diriku
hidupku tertawan bersamamu
setiap saat lukamu menjadi alasan
menjauh dari kenyataan bahwa kini kau bersamaku di sini
tak jua rasa aman saat kenangan pahit memberimu beban
hidupmu tlah tergadaikan
cinta tak bertuan
##
Aku tak Pura-pura
aku tak pura-pura saat kutatap hitam dimatamu
aku tak sanggup memeluk bayangmu sampai kukatakan cinta
aku tak pura-pura saat kutuliskan janji setia
aku tak sanggup menggenggam hatimu yang menggelora
membakar semangatku, membuatku hidup untuk waktu yang terhenti saat ini
seolah satu hari hanya sedetik saja
aku tak pura-pura saat kutatap hitam dimatamu
aku tak ingin kau pergi walau sekejap
kutuliskan lagu dan puisi yang datang tiba-tiba
aku tak pura-pura saat aku jatuh cinta
##
Cinta Romantismu
romantismu itu tak ada dalam kata
kata tak bisa kau reka dan terlalu basi saat kau cipta
isyaratmu tak perlu dengan puisi
merangkai bait berima dan berimajinasi
aku mengenalmu dalam balutan sederhana
seperti sepatu lusuh dan baju tak disetrika
aku tak pernah tahu sedalam apa yang kaurasa
cintamu mewujud dalam bentuk rupa sebuah karya
perlu waktu untukku membuka semua asa
tak banyak kesempatan untuk mengungkap rahasia
hanya menikmati dan menyelami setiap momen yang tersisa
cinta romantismu seperti sebuah pusaka
Bandung, 28 September 2021