Photo by Headway on Unsplash

Produktif dengan keyakinan yang baik

Iip Fariha
4 min readMay 6, 2020

Tidak ada yang dapat mengalahkan keyakinan, sebab akan selalu ada harapan didalam keyakinan. Tetap produktif dengan keyakinan yang baik dan memperhitungkan resiko pada setiap peluang yang ada.

Saat sementara orang bekerja di rumah pada fase PSBB karena pandemik covid -19 ini, orang lain terpaksa keluar untuk menunaikan tugas dan atau pekerjaan yang hanya bisa dikerjakan di “luar rumah”. Dua golongan ini sama-sama dapat berisiko merasakan kecemasan dan kekhawatiran akan terdampak antara kehilangan penghasilan atau bahaya terpapar virus. Pilihan yang tidak mudah. Issue masalah ekonomi dan bentuk pekerjaan mulai bergeser karena pembatasan sosial ini. Banyak pengusaha yang tangguh menolak untuk menyerah dan mencari cara beradaptasi dengan berbagai metoda yang baru dalam bekerja dan berinteraksi sosial. Secara psikologispun perlu mengembangkan pola-pola baru dalam menghadapi tekanan psikis yang cukup berat.

Grup self-healing yang saya asuh, memberikan gambaran peta masalah tidak selalu terkait langsung dengan bahaya virus, namun situasi yang membuat stress ini memicu masalah lain yang selama ini terpendam. Semuanya akan selalu berakhir pada keyataan bahwa kita selalu mencari pegangan untuk menghadapi kekecewaan dan kecemasan akan sesuatu yang mungkin terjadi, diluar kemampuan sebagai manusia.

Saya teringat tulisan lama saya tentang hope, harapan adalah buah dari keyakinan. Berikut ini mungkin dapat menjadi suatu gagasan yang sebenarnya dimiliki pada hati setiap orang yang memiliki keyakinan pada Tuhan yang memiliki kendali dan menjadikan semua peristiwa dalam hidup kita terjadi.

Bekerjalah, sebab hasil akhir bukan urusan kita. bukan urusan kita artinya, kita belum bisa memastikan semuanya sesuai dengan keinginan. Tema besar kita adalah bagaimana tetap produktif dan berkarya walaupun dalam situasi terbatas.

Saat harapan berubah menjadi tuntutan, maka segala sesuatu sudah ditetapkan sejak awal. Semua keinginan harus dipenuhi. Kata “harus”saja sudah menjadi beban bagi diri sehingga menjadi mudah kecewa karena tuntutan tidak dapat dipenuhi. orang tidak dapat menerapkan aturan yang tidak masuk akal terutama dalam situasi yang baru dan berubah setiap saat.

Bila semula bekerja dengan cara lama sudah menghasilkan jaminan pendapatan, maka rutinitas dan stabilitas yang sudah berlebihan membuat hidup menjadi stagnan. Sebagian orang mungkin telah biasa menikmati fasilitas yang premium, namun tiba-tiba semua berhenti dan tidak memiliki kesiapan menghadapi situasi darurat yang semuanya serta terbatas. Maka mudah bertemu dengan kekecewaan dan kekecemasan akan esok hari yang tidak jelas.

Namun di sisin lain, harapan yang terlalu berlebihan juga akan menjebak pada sikap over-optimistik yang menjadikan sikap lalai terhadap faktor resiko yang mungkin terjadi. Bersikap abai dan merasa diri mampu mengontrol semua hal yang sebenarnya tidak kita kenal, menjerumuskan pada akhir yang buruk dan berakhir dengan kesedihan. Beberapa pengusaha kelas kakap meninggal karena terpapar virus, sejak melakukan perjamuan dan konkow santai bareng sahabat.

Dalam membangun usahapun, perlu menempatkan harapan pada level dan arah yang benar. Disamping faktor usaha, peluang dan kesadaran akan resiko kegagalan yang mungkin terjadi. seorang ahli dalam pengembangan sumber daya manusia, mengatakan kini saat nya kepemimpinan memegang kendali dan menentukan sikap. Sayangnya kitapun dapat kecewa terhadap pimpinan yang tidak memiliki kepemimpinan yang visioner dan tanggap pada situasi seperti ini.

Konon katanya, revolusi industri bergeser ke arah bisnis berbasis 4.0 atau internet dan teknologi internet. Mulai dari pertukaran informasi secara elektronik ke aplikasi strategi bisnis, pemasaran, penjualan, hingga pelayanan pelanggan. Kita sudah mengenal internet sangat lama, tapi level literasi masyarakat sangatlah bertingkat dan sebagian gamang dengan perubahan ini. Sebagian tidak sempat tercerdaskan dan terjebak pada penggunaan gawai sebagai media enternain belaka.

Sejak di kenal jaringan medsos, negara konsumen yang gemuk seperti indonesia menjadi sasaran empuk bagi penjualan dan komunikasi publik tanpa batas ini. Internet mengubah komunikasi secara global. Pengusaha yang cerdik menggunakan ini untuk membangun layanan dan komunikasi dengan konsumen, penjual dan rekan bisnis. Bagi yang terlambat belajar, pembatasan ruang sosial ini memaksa semua orang belajar lagi menggunakan gawai, internet dan teknologi online untuk membuka pasar baru, membangun komunikasi dan mencari peluang usaha dan model pekerjaan yang sesuai.

Tekanan ini sama dengan situasi yang tidak pasti bagi yang tidak mau segera move on. Tetapi kesempatan selalu ada, sehingga ketika harapan yang besar bertemu dengan motivasi diri untuk menghadapi tantangan ini, akan muncul daya juang dan kesiapan untuk menerima resikonya. Kepemimpinan harus didefinisikan sebagai potensi setiap orang, kepemimpinan yang memiliki daya resiliensi tinggi saja yang sigap dan kembali produktif serta siap menghadapi tantangan.

Daya resiliensi memiliki sifat fleksibel yang tinggi terhadap segala sesuatu yang mungkin terjadi sebagai peluang. Bila berhasil akan bersyukur, bila gagal akan bersabar. Tidak kecewa terhadap apa yang tidak dapat diperoleh , juga tidak lupa diri saat berhasil mendapatkan apa yang diinginkan. daya ini

Harapan akan memandu untuk terus maju tanpa terganggu hasil akhir, karena hasil akhir bukanlah tanggung jawab kita seluruhnya. Dengan sikap mental ini, keberhasilan justru akan didapatkan dengan optimal.

Dalam menghadapi masalah sebesar apapun dalam hidup, bila ada harapan maka akan selalu ada upaya. Karena itu manusia lebih layak dinilai dari usahanya, dan usaha itu akan dipertanggungjawabkan pula kepada yang memberi kepercayaan. Bila bekerja di perusahaan, maka pekerjaan menjadi ukuran dari kepantasan untuk mendapatkan imbalan.

Kini kita patut menguatkan harapan ini selagi ada kesempatan dan kita masih bisa mengukur faktor resikonya. Tinggal di rumah demi menghentikan dengan lebih cepat peluang terpapar virus covid-19, mencari cara-cara baru untuk tetap bekerja dan produktif. Atau tetap bekerja di “luar rumah” dengan menjaga prosedur keamanan dan pembatasan kontak fisik agar peluang sehat dan selamat dapat dicapai.

Bandung, 6 Mei 2020

--

--

Iip Fariha
Iip Fariha

Written by Iip Fariha

Psikoterapis, marital konselor, praktisi psikodrama

No responses yet