Menjemput Bahagia
Kita bisa merasakan bahagia, lebih dari sekedar menuliskannya.
Kau tak kan pernah tahu apa itu bahagia
sebelum kau tahu apa itu akhir dunia
sebelum kau berani tegap menjemput maut
sebelum kau berani untuk hidup
sebelum kau berani mengerti jiwamu
jiwa mana yang menggerakan arah perjalananmu
apakah kudamu berlari tanpa pelana menyusuri fujur
atau sang penarik kereta berjalan teliti takut tergusur
Beruntunglah kau penunggang kuda yang mengerti jalan bercabang
langkah membawa tujuan sampai di bukit sebrang
setiap saat membasuh jiwa merawat kesucian
beruntunglah kau tahu jalan keabadian
maka turunkan keningmu pada sajadah
bumi tempat berpijak juga tempat merendah
temuilah Sang Kuasa menuntun jiwa berkehendak fitrah
akhirmu lebih baik dari hari penuh resah gelisah
hari ini dikenang sebagai hari pertempuran sesaat saja
derita yang kau kira nestapa dunia sementara
memilah jalan dipersimpangan jangan membuatmu letih
bertempurlah bersama kudamu yang terlatih
bertempurlah dan singkirkan akal monyetmu
dukung kebenaran dan kebaikan jiwa malaikatmu
jihad berakhir hingga ujung usia diambil terakhir
matilah segera sebelum kau mati, kata Rumi kusitir
maka jiwamu hidup bersama yang Maha hidup selalu
mengerti hakekat hidup dan mati hanyalah satu
bahagia itu saat kau bersama Dia
tak ada sedih ataupun duka
Bandung, 13 September 2021
##
Menuju Puncak
siapakan dia di dalam sana
yang berpikir dan bertindak
kumengenalnya seperti burung merpati yang jinak
Berarak berdendang bersama sanak kerabat
melenakan waktu menyisakan hati berjarak
Saat jiwamu bebas dan terhubung
Terbang menuju puncak gunung
menatap langit menembus cakrawala
Berharap menemukan Jati diri dari dunia yang fana
terbuat dari apakah hatimu wahai khalifah
ma’rifatmu mewujud mutmainnah
tanpa rasa takut memilih bahagia
tinggalkan kesedihan terpisah dari Penguasa semesta
Bandung, 15 Oktober 2021