Insomnia pada kasus Post Partum
Assalamualaikum Teh Iip. Beberapa tahun lalu saya pernah mengalami insomnia akut. Selama kurang lebih enam bulan parahnya. Waktu itu habis melahirkan. Akhirnya saya konsultasi ke dokter terus dikasih obat xanax, terus jenis obat yang ada akhirannya zolam dan zipam, hehe (saya lupa nama obatnya). Jadi sayabaru bisa tidur kalau konsumsi obat itu. Dokter pelan-pelan menurunkan dosisnya. Alhamdulillah sembuh deh tuh, tapi akhir-akhir ini kadang kambuh, Teh. Kayak ada rasa takut, khawatir dan cemas gitu. Nah kalausudah tidak tidur, besoknya suka hilang fokus (Seringnya hal ini terjadi kalau lagi haid, hehe). Itu kenapa ya Teh. Oh ya, satu lagi Teh, apa benar insomnia itu penyakit turunan? Terus Teh Iip, saya ini gampang baperan, hehe. Gimana ya biar bisa cuek aja gitu sama masalah. Terima kasih ya Teh Iip.
Bahasan Kasus
Ada beberapa kata kunci pada kasus ini: insomnia akut, pascamelahirkan/gejala post partum, cemas, obat psikotropika (zolam dan mungkin sejenis zolpidem), kambuh insomsia.
Pertanyaan pada kasus ini: Mengapa terjadi? Apakah ada faktor keturunan? Bagaimana supaya bisa cuekpada masalah?
Insomnia akut atau tidak bisa tidur hingga berhari-hari bahkan beberapa bulan merupakan salah satu symptom dari kondisi depresi. Biasanya selain sulit tidur, seseorang yang mengalami kondisi depresi juga merasakan kecemasan, sedih yang sangat dalam, kurang konsentrasi, kehilangan energi. Pada kasus ini depresi terjadi setelah melahirkan, kita mengenalnya sebagai episode depresi post partum.
Sekilas mengenal depresi post partum:
Depresi ini biasanya merupakan suatu kondisi lanjut dari simptom baby bues yang umum terjadi pada ibu melahirkan, dimana kondisi emosional cenderung lebih labil dan mengalami fungsi-fungsi fisik dan psikologis yang menurun karena melahirkan. Depresi post partum terjadi pada 10 % — 15 % perempuan dan juga 4 % — 25% laki-laki. Penanganan umumnya dilakukan dengan memberikan obat anticemas, seperti jenis Zolam atau antiinsomnia seperti jenis Zolpidem. Psikiatri memiliki kewenangan memberikan resep tersebut dan bila kasus ini ditangani dengan baik, dapat segera pulih dalam enam bulan. Kadang-kadang dokter atau psikiatri juga menyarankan klien untuk berkonsultasi kepada psikolog untuk melakukan konseling atau melatih self-healing agar dapat melanjutkan pengelolaan kesehatan mental klien. Kadang-kadang pada kasus ini, klien dengan cepat sehat kembali dan klien menghilang tidak pernah melaporkan kembali masalahnya.
Episode depresi post partum berisiko tinggi bila disertai gangguan psikosis ( gangguan kejiwaan ) sehingga membutuhkan penanganan psikoterapi jangka panjang. Sedangkan pada klien dengan Gangguan Depresi umum/Major depresi ditemukan adanya pengaruh predisposisi dalam keluarga dengan perbandingan perempuan: laki-laki adalah 2:1, ditemukan juga faktor defesiensi pada norepinephrine dan serotonin, dopamin serta GABA. ( suatu jenis neurotransmiter pada sel syaraf di otak ), Selain itu faktor sosial budaya dan hal lainnya yang tidak diketahui.
Dalam kasus post partum, depresi bersifat episodik. Kasus ini biasanya akan lebih cepat pulih bila yang bersangkutan rajin mengelola mentalnya dengan self-healing, mendapatkan dukungan keluarga, terutama dari orang terdekatnya sehingga yang diperlukan adalah mengelola stres dan tugas-tugasnya sebagai ibu yang baru melahirkan. Misalnya dengan bantuan babysitter atau orang tua, suami yang sementara mengurus bayinya. Juga kesempatan pada ibu yang baru melahirkan untuk mendapatkan perawatan, perhatian, asupan gizi dan istirahat penuh.
Saya pernah menangani kasus depresi post partum dengan konseling singkat saja. Karena kadang hanya menyisakan simptom kecemasan, seperti kadang-kadang baper atau sulit tidur kembali (insomnia) seperti yang bisa saja terjadi pada siapa pun karena distress yang disebabkan oleh faktor-faktor lainnya. Bila hal ini terjadi, langkah pertamanya adalah mencari sumber masalah terlebih dahulu dan mengatasinya sehingga simptom cemasnya berkurang dan tidak akan mengalami insomnia lagi.
Kondisi depresi bahkan akan banyak terjadi saat ini, pada situasi dunia sedang chaos dan abnormal karena isu Covid-19 (bagian ini akan kita bahas pada kasus berikutnya, insya Allah).
Insomnia
Insomnia bukan suatu penyakit, sedangkan kecemasan yang menyertainya seringkali muncul karena timbal balik antara keinginan untuk tidur tetapi sulit, sehingga semakin sulit tidur dan semakin cemas. Penjelasan insomnia bisa didapatkan di berbagai referensi, sebagai contoh pada link berikut ini: https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-insomnia-atau-sulit-tidur/110985
Namun kenyataannya tidak mudah untuk benar-benar menghadapi dan terbebas dari insomnia. Terutama bila kita memiliki alasan kuat untuk mengalami insomnia. Katakanlah, bila sedang kurang sehat, sedang lelah, overload pekerjaan, stres, dan lain-lain. Semua teori dan tips menjadi tidak berguna. Yang jelas bila memang memiliki masalah sehingga sulit tidur, masalah tidak bisa dicuekin, tapi perlu diselesaikan.
Saya akan berikan satu teknik sederhana saja yang sudah saya coba lakukan dan sejauh ini berhasil. Tips ini akan saya jelaskan singkat saja
1. Tips tidur dengan mindfullness. Anda boleh menyebut ini sebagai ritual menjelang tidur, tetapi bukan suatu hal yang secara kaku saya lakukan secara urut atau utuh.
a. Sebagai muslim saya akan pergi tidur, dengan pakaian tidur yang baru dan bersih, kalau perlu habis mandi, wudu dan menggunakan wewangian.
b. Sebelum tidur, saya akan berdoa, kadang membaca Alquran (surah al-Mulk) dan mengusap seluruh tubuh saya dengan berdoa kepada-Nya, meniatkan diri agar saya terlindung dari segala gangguan apa pun.
c. Lalu saya telentang dan merasakan detak jantung saya (kadang saya memegangnya) dan saya bersyukur bahwa jantung saya masih bekerja walaupun saya nanti tidur.
d. Saya juga menyapa pasangan saya dan melakukan obrolan-obrolan singkat dan hal lainnya yang bersifat pribadi.
e. Saya rasakan napas saya. Saya bernapas lebih dalam dengan merasakan perut saya mengembang dan mengempis. Kadang saya lakukan sambil memejamkan mata dan berzikir.
f. Saya katakan pada tubuh saya: “Istirahatlah!” Dan saya berpasrah diri dengan apa pun yang terjadi. “Saya pasrahkan diriku kepada Tuhan yang menggenggam hidupku saat ini”.
g. Biasanya saya sangat rileks dan langsung pulas.
Adakalanya kita gelisah dan tidak siap. Di kepala masih terjadi dialog dan bermacam film imajinasi yang masih berputar, badan sedang tidak fit, tidak nyaman, dan lain-lain. Maka gunakan teknik berikut. [yakni langsung ke nomor 2 ?]
2. Paradoxical intension
Victor Frankl menyebut insomnia sebagai fight for pleasure, berjuang untuk mendapatkan kenikmatan tidur sehingga menjadi cemas dan semakin berjuang, semakin tidak bisa tidur. Meskipun Anda gunakan teknik apa pun untuk berjuang rileks dan tidur, Anda semakin sadar. Termasuk teknik menghitung sampai 1000, pada hitungan ke-1000 Anda kembali segar.
Maka, lakukanlah sebaliknya. JANGAN berpikir untuk TIDUR!! Buatlah apa yang terjadi saat menjelang tidur semakin lebay. Ketika sudah terbaring, katakan pada badan sendiri: “Ok, saya tidak akan tidur, saya tidak akan tidur. Saya menantang tubuh saya untuk tidak perlu tidur.”
Ulang terus dalam pikiran. Rasakan apa yang muncul dalam sensasi tubuh dan katakan apa pun yang dirasakan. Misalnya muncul pikiran bahwa tugas belum selesai, katakan, “Tugas belum selesai, saya memikirkan tugas belum selesai.”
Boleh juga bila memang masih merasa sangat segar dan ingin mengerjakan sesuatu, kerjakan saja. Misalnya, ingin membaca buku atau mengepel rumah, setelah itu akan terasa lelah dan rebahkan tubuh untuk tidur.
Selamat mencoba dan kabari kita di grup bila sudah berhasil mengatasi insomnianya.
Sehat dan segar selalu ya…
Bandung, 22 Maret 2020