Photo by Luis Villasmil on Unsplash

Balada kaum rebahan

Iip Fariha
4 min readMay 31, 2020

#serialkasus #selfhealing
Stress bikin mager, kerjaan gak selesai,skripsi macet. Maunya rebahan saja.

Teh, pertanyaan sederhana tentang kaum rebahan. Saya seorang mahasiswa. Kondisi pandemik ini membuat saya mager (malas gerak). Skripsi tertunda, gak ada kerjaan lain (saya biasanya ambil kerjaan ngajar privat). Bingung juga mau kreasi atau inovasi seperti apa. Jadi banyak rebahan dan memang malah sering sakit kepala. Ada saran buat saya Teh?

Stress itu seperti lingkaran, masalah mbulet gak ada ujung pangkalnya.

Mager karena stres menghadapi skripsi atau mager karena tak ada kegiatan lain selain urus skripsi. kondisi stress yang mbulet. Lebih sering rebahan merupakan sebab atau mungkin juga akibat. Demikian juga sakit kepala. Telur dulu atau ayam dulu. Sama-sama dari telur yang keluar dari ayam.

Pikiran, perasaan dan tindakan itulah esensi dari diri kita. Kadang sulit memilah mana yang duluan muncul, pikiran dulu atau perasaan dulu, atau gara-gara tindakan tertentu memunculkan perasaan tidak nyaman. Kalau kita tak bisa memilah dan mengendalikan, (pikiran, perasaan atau tindakan yang negatif), minimal salah satunya, maka situasi menjadi berputar dalam lingkaran stress.

Mager, bikin sakit kepala, skripsi tertunda, bosen gak ada kegiatan lain, lalu jadi mager, jadi sakit kepala, skripsi gak kelar-kelar, tambah bosen, mager deh. Blulet kata orang Jateng. Karena itu stress bagai lingkaran setan tak jelas ujung pangkalnya.

Bayangkan perumpamaan ini: cara merubah (lingkaran) masalah supaya jelas ujung pangkalnya, maka gunting saja salah satu sisinya (pisahkan pikiran, perasaan dan tindakan). Kalau dibentangkan dalam imajinasi kita, jadilah garis lurus alias pikiran kita diluruskan kembali pada tujuan dan target yang ingin dicapai. Mana awalnya, mana akhirnya. Dari mana harus memulai, sampai ujung mana tujuan berakhir.

Suatu masalah hanya bisa diselesaikan bila dorongan dan sumber daya untuk mengubahnya lebih besar daripada resistensi terhadap perubahan itu.

Diperlukan setidaknya daya dorong dan sumber daya untuk mengubah keadaan; bila daya dorong yang dimiliki tidak memadai untuk mengubah keadaan mager anda, itu artinya Anda tak punya motivasi atau kepentingan untuk mengubahnya. Bila sumber dayanya yang tidak ada, Anda juga akan kebingungan menyelesaikan masalah tersebut alias frustrasi.

Kalau Anda tak punya alasan cukup penting untuk menyelesaikan skripsi plus tak ada kompetensi untuk mengerjakannya. Sudah pasti Anda akan tetap mager.

Saya akan bantu dengan pertanyaan berikut:

Apa yang ingin Saya ubah dari kondisi saat ini?

Sebut saja: Saya ingin menyelesaikan skripsi (tujuan A)

Bagaimana mencapai yang diinginkan tersebut?(langkah-langkahnya)

Contoh jawaban:

1. Mencari referensi

2. Mengambil data

3.

Kapan itu harus terjadi ? Sebutkan bulan kapan, setiap tahapan dalam rentang waktu yang urut. (rentang waktu yang dibutuhkan)

Misalnya:

1. Mengumpulkan referensi. Hari ini 14 April sampai 2 minggu ke depan

2.

Tuliskan langkah-langkahnya (dalam bentuk tindakan yang konkret )

Contohnya:

1. Mengambil data:

a. Menguji alat ukur

b. Mencari sampel

c. Meminta bantuan teman

d.

Apa saja yang perlu terjadi, supaya yang Saya inginkan dapat tercapai?

(setiap pertanyaan, di jawab dalam bentuk tertulis, sehingga gagasannya dapat dibaca dan diuji ulang)

Apakah dengan semua itu, sudah akan membawa saya pada tujuan A ?

Saya masih memerlukan situasi dan kondisi berikut ini (agar dapat melaksanakan rencana tadi):

a.

b.

Apakah langkah ini sudah dapat dikerjakan saat ini? Ya atau tidak.

Bila tidak,

Apakah ada yang masih menghambat untuk melakukan itu semua? (tuliskan hambatannya)

Apakah saya memiliki kompetensi untuk mengatasi hambatan ini? (tuliskan apa yang dapat menolong anda dalam situasi itu)

Apa yang harus saya lakukan agar hambatan ini dapat disingkirkan? Kompetensi apa yang harus dilatih? Dukungan apa yang dibutuhkan?

Apa yang perlu terjadi supaya kompetensi dan dukungan tersebut diperoleh?

Apa hal buruk yang akan terjadi bila hal yang Saya inginkan tidak tercapai?

Apa kaitannya antara tindakan Saya yang sudah dituliskan tadi dengan tujuan yang ingin Saya capai?

Sekali lagi, apakah semua rencana tindakan Saya dapat dilakukan saat ini juga?

Bila pertanyaan terakhir ini dijawab YES, Anda pasti sudah bangkit dan melakukan sesuatu dan skripsi Anda dijamin selesai dengan cepat.

Kalau Anda tak tergerak sama sekali, bahkan untuk menuliskan atau menjawab pertanyaan ini, Anda perlu tanyakan pada diri Anda, apakah saya masih punya alasan untuk berubah?

Hanya Anda yang bisa mengubahnya.

Bila memang sumbernya tak ada motivasi, Anda perlu mencari motivasi ini dari hal terbaik yang bisa Anda bayangkan atau dari hal terburuk yang mungkin bisa terjadi bila target tersebut tak terwujud.

Saya berikan suatu contoh.

Bayangkan saja,

Bila Saya SELESAI dengan skripsi ini dengan cepat, saya akan mendapatkan predikat sarjana idaman, dapat menyenangkan hati orang tua, dapat meminang kekasih, dapat liburan panjang dan terbebas dari stres, saya sudah menjadi anak yang berbakti, dll.

Atau

Bila Saya TAK SELESAI dengan skripsi ini, hidup saya akan menderita seumur hidup, saya akan menjadi pengangguran, kekasih saya diambil orang, saya diusir dari rumah dan mungkin saya akan kelaparan, akan mendapat cap orang paling bodoh di dunia, saya akan mengecewakan orang tua saya, dll.

Apa pun pilihan pilihannya, maka Anda punya daya ungkit untuk bangkit dan cari cara sedetail mungkin aktivitas yang perlu dilakukan hingga pada langkah yang bisa dikerjakan saat ini juga.

Bagi yang punya lingkaran mbulet juga, boleh mencoba dengan menggunakan pertanyaan di atas. atau anda membuka kembali catatan saya tentang 5 Jurus menghadapi stress

Selamat bangkit dari rebahan Anda.

Bandung, 15 April 2020

--

--

Iip Fariha
Iip Fariha

Written by Iip Fariha

Psikoterapis, marital konselor, praktisi psikodrama

No responses yet